![]() |
Raja Top - Juara Walikota Depok Cup milik Tedy/Yanto (Cibubur) |
JAKARTA (KM) - Bakat, menurut Crow & Crow (1989) bisa dianggap
sebagai kualitas yang dimiliki individu dalam tingkat yang beragam. Bakat bisa
dimiliki manusia sejak lahir atau hasil dari pelatihan yang intensif pada
hal-hal tertentu. Bakat
juga dapat dianggap sebagai keunggulan khusus dalam bidang perilaku tertentu.
Saat ini telah banyak berkembang tes-tes tertentu yang sering disebut ‘tes
bakat' yang dilakukan untuk mengukur atau menelusuri bakat seseorang.
Timbul
pertanyaan, bagaimana dengan burung Murai Batu (MB)? Atas dasar pemikiran bahwa
‘MB Istimewa’ dan ‘MB Jawara’ adalah MB-MB yang dibekali oleh bakat-bakat
khusus yang telah berhasil digali dan dikembangkan oleh perawatnya.
Maka
penting sekali bagi MB mania untuk mengamati, menerawang, menelusuri dan
meraba-raba kira-kira bagaimana bakat yang dimiliki oleh seekor MB sebelum
membeli dan menjadikannya momongan, baik itu untuk orientasi lomba maupun hanya
sebagai klangenan di rumah.
Hal
ini menjadi penting untuk menghindari atau setidaknya mengurangi kekecewaan
yang timbul akibat salah dalam menentukan pilihan momongan karena tidak sesuai
dengan harapan.
Definisi
bakat MB bisa berdasarkan katuranggan. Katuranggan berasal terdiri dari dua
kata yaitu katur dan angga. Katur berarti menyampaikan, dan angga berarti
badan. Jadi katuranggan adalah pengetahuan yang menyampaikan pengertian tentang
bentuk–bentuk badan.
Dalam
bahasa Belanda, istilah katuranggan dikenal dengan sebutan exterieur (bentuk
lahiriah, bagian badan yang nampak di luar).
Untuk
menentukan mutu MB mesti dilihat dari katuranggannya. Pendasaran ini tentu saja
tidak asal-asalan, karena para pelomba khususnya burung MB sudah melakukan
research terhadap kondisi atau ciri-ciri fisik burung juara dari waktu ke waktu
dan berdasarkan pengalaman di arena lomba kicau burung.
Perlu
dicatat, katuranggan bukanlah insting kicaumania, tetapi merupakan pencapaian
hasil research dan pengalaman empirik di lapangan.
Dalam
memilih burung MB, jika berdasarkan katuranggan, berbakat dan berprestasi bisa
jadi beda cerita. Deviasi untuk katuranggan mungkin cuma 10% saja. Artinya,
kicau mania yang memilih menggunakan metode katuranggan, kemungkinan melesetnya
cuma 10%.
Karakter
burung adalah misteri. Untuk memahami karakter MB memang tidak mudah, karena
jelas burung tidak bisa diajak bicara seperti manusia. Karena kemisteriannya
itulah, muncul pakem-pakem tertentu untuk mencari dasar bakat dari burung itu
sendiri atau bahasa umumnya katuranggan.
Mengenai
ciri-ciri tertentu untuk mengenali burung berbakat melalui katuranggan,
sebagian besar kicau mania 100% percaya. Ciri-ciri fisik seekor MB yang
ditengarai berhubungan dengan bakat-bakat yang dimiliki. Meskipun, hal ini
hanyalah cara penilaian kicaumania saja berdasarkan imajinasi dan pengalaman
selama ini untuk mengetahui bakat-bakat yang dimiliki seekor MB.
Bakat
yang bisa diprediksi berdasarkan katuranggan dan masih bisa dinalar dengan akal
adalah volume dan power. Sementara bakat lain seperti mental, gaya tarung,
kecerdasan itu masih terus menjadi perdebatan para kicau mania.
Menurut
Didiks RRBF, definisi bakat (potensi) adalah sesuatu kelebihan yang dimiliki
seekor MB dan ada pada dirinya sejak dilahirkan di atas rata-rata murai
umumnya.
"Bakat
kecerdasan, kecerdasan ini sangat luas sekali tentunya. Kecerdasan menirukan
suara lingkungan, kecerdasan adaptasi, dan kecerdasan-kecerdasan yang lain
tentunya. Bakat fighting termasuk tentunya dengan gaya tarung
masing-masing," ujar Didiks RRBF.
Didiks
RRBF menilai, bakat suara atau type suara misalnya suara ngebas, ada
melengking, dan lain-lain, tentunya bakat ini juga punya korelasi dengan
panjang-pendek pernafasan.
"Nah,
panjang-pendek pernafasan ini saya yang agak bingung. Ini bawaan atau murni
bisa dilatih? Di dalamnya terikut juga dengan volumenya. Namun bakat apapun
jika tidak dioptimalkan, tidak akan berkembang dengan baik," tukasnya.
Suwarno
punya pendapat berbeda. Menurutnya, bakat adalah sebuah talenta dari Tuhan yang
diberikan kepada makhluknya untuk mengembangkan diri. Bakat itu sendiri berupa
pola pikir, kepandaian atau kemampuan yang dimiliki sejak lahir. Walaupun
setiap makhluk memiliki talenta, jika tidak berusaha untuk membukanya maka
talenta yang diberikan Tuhan akan menjadi sia-sia.
"Saya
percaya setiap burung mempunyai bakat, permasalahannya adalah bagaimana kita
mengenali dan mencirikan bahwa burung tersebut mempunyai bakat yang super?
Kalau kita belum mengenalnya terlebih dahulu," ujarnya.
Berkaitan
dengan bakat pada burung, lanjut Suwarno71, tentu saja burung tersebut harus
mengeluarkan talentanya terlebih dahulu, baru dapat diambil kesimpulan bahwa
burung tersebut mempunyai bakat atau tidak.
"Lewat
talenta tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa burung A, mempunyai
bakat suara nembak-nembak, burung B mempunyai bakat ngerol, burung C mempunyai
bakat volume yang keras (tembus), dan sebagainya. Atas dasar hal tersebut, baru
kemudian kita dapat memaksimalkan bakat MB itu," jelasnya.
Pertanyaan
selanjutnya, bagaimana cara memilih MB berbakat? Secara garis besar pemilihan
MB berbakat biasa dilakukan oleh MB mania dengan dua cara. Cara pertama, dengan
memperhatikan tingkah laku dan gaya MB bersangkutan. Cara kedua, dengan
memperhatikan atau mengamati bentuk katuranggan yang dipercaya mewakili bakat
dari MB.
Memilih MB Berbakat dari Tingkah Laku
dan Gaya
MB
berbakat bisa dipilih sejak masih trotol dan muda hutan sampai umur kira-kira 3
tahun. Jika setelah umur 3 tahun dan MB itu kelihatan biasa-biasa saja, maka
bisa dianggap MB itu kurang berbakat. Namun tentu saja penilaian ini bisa
salah, karena bisa jadi MB itu selama 3 tahun dipelihara dengan kurang tepat
dalam perawatannya.
Buldozer - Juara KM Cup VIII milik Jimy dari Tri Star Surabaya |
Mb
berbakat, meski kelihatan takut orang, tapi cara bergeraknya tidak merusak
fisiknya (nyungsepkan muka ke jeruji, ekor dan sayap amburadul kena jeruji), MB
yang seperti itu bisa dianggap kurang berbakat.
Namun,
ada MB berbakat yang bergaya seperti itu dengan catatan MB itu baru ditangkap.
Di sini jangan disalahartikan pula bahwa MB yang takut orang adalah MB kurang berbakat,
sebab ada MB-MB bagus bahkan MB juara yang masih takut orang ketika belum
digantang. Namun setelah digantang MB itu tidak lagi memperdulikan orang, tapi
memperdulikan lawan-lawannya.
Mb
berbakat tingkah laku ketika MB sendirian di sangkar biasanya tetap berada di
tangkringan ketika dilihat orang. Sikapnya waspada, sesekali ekor naik turun
(meski belum mengeluarkan suara). Lebih bagus lagi dengan sikap seperti itu MB
mau mengeluarkan suara.
Prinsipnya,
MB berbakat meski masih belum jinak, dia akan berada di tangkringan atau ke
jeruji sangkar, bukan ndelosor di dasar sangkar. MB-MB berbakat sangat jarang
untuk turun di dasar sangkar dengan posisi seperti mau sembunyi alias ngumpet.
Selain
itu, MB akan lebih bagus jika mengeluarkan suara ketrekan dan sikapnya siaga
walaupun masih dalam ombyokan dan selalu kembali ke tangkringan atau dinding
sangkar dan jarang diam di bawah. Karena jika ketrekannya keras dan beruntun,
bisa dipastikan suaranya keras. Namun MB yang ketrekannya sedang atau kecil, belum
tentu bersuara sedang atau kecil, bisa saja MB itu bersuara keras.
Biasanya
MB yang ketrekannya keras mentalnya bagus. Namun hal ini juga tidak bisa
dipastikan, karena mental parameternya relatif dan banyak juga MB-MB bersuara
sedang atau bahkan kecil namun bermental sangat bagus. Malahan MB seperti ini
bisa 'ngedur' kerjanya.
Ari
JB punya pandangan sendiri, yaitu melalui tatapan MB tersebut. Tampang garang,
tatapan mata tajam, ini cuma bisa dirasakan oleh yang menatap langsung.
"Apa MB tersebut berani bertatap muka dari segala arah?" ujarnya.
Selain
itu, lanjut Ari JB, pola tidurnya juga bisa diamati saat masih di dalam
ombyokan. "Sebaiknya memilih yang tidurnya selalu di tangkringan yang
paling tinggi (kalo ombyokkan)," tuturnya.
Saat
MB sudah sendiri, bisa dipantau ngeriwiknya apakah diiringi isian-isian atau
suara-suara master bukan suara MB, tentu dengan lagu yang panjang-panjang.
"Dengarkan kejelasan artikulasi dia menirukannya (sejelas apa), volume
mungkin belum keras tapi paling tidak terdengar kasar-kasarnya,"
pungkasnya.
Hal
senada disampaikan Leo Andrie. MB berbakat bisa dilihat dari cara MB memandang
kalau kita dekati dan kita tatap matanya. "Apakah dia bersikap siaga dan
MB tersebut berani menatap kita lebih lama walaupun terbang sesekali?"
ucapnya.
Leo
Andrie menambahkan, apabila MB MH di dalam kelompok yang disatukan/ombyokan,
pilih yang dominan. Misal apabila ada MB lain yang mendekat dia langsung
mengusirnya (biasanya dipatuk). "Selain itu pilih yang makannya
rakus," tutupnya.
Sementara
Suwarno menyarankan untuk memperhatikan bagaimana cara berdirinya MB tersebut.
Apakah burung tersebut berdiri dengan posisi 45 derajat dengan ekor melengkung
kebawah? 45 derajat dengan ekor proporsional? 90 derajat dengan ekor
proporsional atau membungkuk seperti orang ketakutan? karena itu juga
menentukan karakter MB.
"Juga
bisa dari bagaimana cengkeraman kakinya (bukan warna kakinya). Apakah
mencengkram tangkringan dengan kuat atau sekedar menempel saja di tangkringan.
Biasanya yang menyengkram kuat itu lebih baik," jelas Suwarno.
Memilih MB Berbakat yang Setengah Jadi
atau Jadi
Untuk
memilih MB berbakat yang setengah jadi atau jadi, Yogi Prayogi menyarankan
untuk memantau di Latber. Kalau rajin ke Latber baik memantau sendiri atau
lewat orang yang dipercaya, maka akan dapat menemui MB berbakat. "Kalau
jeli, tidak harus juara, kadang stelannya kurang bagus si MB gak juara, namun
kita percaya bahwa MB tersebut prospek," jelasnya.
Untuk
menentukan tolak ukur volume MB, Yogi menyarankan cukup dengan feeling. Kalau
tanggap dengan mendengarkan suara hariannya saat bunyi, akan terlihat si MB
mempunyai suara keras atau tidak. "Dengan menempel dengan MB lain. Bisa
juga kita kumpulkan MB temen, terus adu beberapa MB tersebut, ini akan terlihat
volume di antara MB-MB itu," ujarnya.
Raden 66 - Juara Jatijajar Cup milik Black dan Nurul |
Hal
senada disarankan Danang Penthol yang cukup mendengar suaranya MB baik cuma
ditrek atau saat di gantangan. "Mana nih yang kenceng dan lihat, mana nih
yang mentalnya langsung DOR! begitu buka krodong, lihat lawan langsung
DER!!!" tegasnya.
Memilih MB Berbakat dari Hasil
Penangkaran
Untuk trotol penangkaran, sebenarnya relatif lebih sulit, karena trotol penangkaran relatif sudah terbiasa dengan lingkungan manusia, gayanya lebih tenang dan lebih mapan daripada trotol muda hutan.
Untuk trotol penangkaran, sebenarnya relatif lebih sulit, karena trotol penangkaran relatif sudah terbiasa dengan lingkungan manusia, gayanya lebih tenang dan lebih mapan daripada trotol muda hutan.
Namun
tentu saja meski lebih tenang dan lebih mapan daripada trotol hutan itu bukan
berarti trotol penangkaran lebih berbakat daripada trotol hutan yang kurang
tenang. Untuk MB ring, ada tips yang paling gampang, yakni dengan memilih MB
trotol ring yang indukan jantannya pernah juara (minim Latber) dan betinanya
juga tangguh. Pemilihan MB ring seperti ini mempunyai peluang besar menemukan
MB berbakat.
Meski
begitu, bukan berarti indukan non juara, keturunannya tidak ada yang berbakat.
Setidaknya, dengan indukan jantan juara dan indukan betina bagus, peluang cukup
besar menemukan MB berbakat. Namun dewasa ini pola rawatan juga cukup
menentukan hasil kualitas dari trotol penangkaran. Karena terbukti, MB ring
sudah mulai menunjukkan taringnya baik di lomba skala kecil dan skala nasional.
Meski
tergantung kualitas indukannya, tetapi tetep saja harus dilihat kriteria
"memilih MB berbakat" pada MB tersebut walaupun indukannya jawara.
Karena tidak jaminan 100% pasti berbakat.
![]() |
Pelor Mas - Juara Piala Raja 2014 milik Fitri BKS Samarinda |
Pengetahuan
mengenai katuranggan juga sangat penting bagi penggemar burung khususnya MB,
karena dapat dijadikan pegangan penting untuk memilih dan meramalkan prestasi
burung MB tersebut.
Namun,
kembali lagi bahwa dari sudut pandang manapun kita berpendapat, semua ada
benarnya dan juga ada salahnya karena kemisteriannya itu. Sekali lagi, karakter
burung adalah misteri.
Berikut ciri-ciri umum yang digunakan
kicaumania dalam mencari MB berbakat berdasar pada katuranggan:
- Postur kaki yang jangkung dan jari-jari panjang dan cengkraman yang kuat.
- Warna kaki tidak masalah tapi type kaki yang kering (seperti sudah berumur).
- Kaki kokoh, warna tidak masalah kalau dapat yang hitam lebih baik.
- Mata yang besar bulat dan sorot mata yang tajam dan jernih.
- Kepala besar bentuk papak.
- Bentuk kepala seperti kepala ular (bentuk atas kepala mengikuti buletan mata).
- Paruh panjang dan lurus atau mblimbing.
- Leher panjang dan besar.
- Badan cenderung lebih pendek dari lehernya.
- Lengan sayap yang terlihat kokoh.
- Dari depan dada yang cenderung kecil membesar dipinggang atau pangkal ekor.
- Ekor sedang, lurus dan kokoh, kalo panjang yg lemes tp kokoh dipangkal serta agak lengkung ke bawah.
- Warna dada untuk MB ekor pendek lebih disukai yang terang.
- MB yang tongkrongannya gagah, tulang kakinya keker cenderung memiliki daya tempur yang bagus.
- Paruh tebal dan ceper dinilai punya bakat suara yang keras dan pedas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar