Jumat, 21 November 2014

Toretto, New Comer Mengejutkan di Panglima TNI Cup

Toretto milik Nana 99 dari Depok
JAKARTA,(KM) - Gelaran lomba burung berkicau Panglima TNI Cup yang digarap Ebod Jaya di lapangan Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (9/11/2014) berjalan sukses dengan penjualan tiket di atas 2.500. 
 
Burung-burung berkualitas bersaing dalam lomba ini, dan tidak sedikit merupakan burung papan atas yang menjadi jawara lomba nasional maupun regional di daerahnya masing-masing.

Di event Panglima TNI Cup yang dikomandani Haji Ebod sendiri ini terlihat hampir semua kelas full gantangan, di antaranya kelas Murai Batu, Love Bird, Kenari, Kacer dan Cucak Ijo.

Di kelas murai batu, terlihat persaingan ketat antara burung-burung jawara. Seperti Murai Batu Pelor Mas milik Fitri BKS Samarinda, Murai Batu Gobi gaconya Yadi Suzuki dari Cirebon, Aji Mumpung jagoan Mr. Cakes, dan banyak lagi nama-nama Murai Batu mentereng.

Yang paling mengejutkan adalah Murai Batu Toretto milik Nana 99 dari Depok. Burung "kampung" ini berhasil mecundangi Murai Batu-Murai Batu terkenal di kelas paling bergengsi Kelas Mabes dengan hadiah Rp50 juta.

Toretto memang tidak turun di kelas-kelas lainnya. Alasannya, Toretto baru saja selesai mabung. “Kami tidak berani menurunkan lebih dari sekali, karena Toretto baru kelar mabung dan burung ini masih muda. Toretto juga baru dua kali ini turun di lomba besar,” ujar Oplan, perawat Toretto.

Di Kelas Mabes, Toretto bersaing ketat dengan Murai Batu Pelor mas yang konon nilai transfernya mencapai Rp1 miliar yang harus puas menjadi runner up diikuti Murai batu Gobi di posisi ketiga.

Toretto seakan-akan memberikan shock teraphy pada jawara-jawara di lomba nasional. Dengan materi 70% ngerol dan 30% tembakan, Toretto secara fasih memperdengarkan suara-suara Cililin yang sampai nyeri empat kali, Siri-siri, Serindit dan burung-burung kecil seperti Kolibri dan Burung Gereja.

Nana 99 mengaku, Toretto adalah burung muda hutan tipe ekor panjang dibeli rekannya sendiri di Jakarta yang didatangkan dari kampung di Jawa Tengah dengan harga Rp85 juta.  Meski dari “kampung”, Nana punya keyakinan burung muda yang baru dua kali mabung ini akan mampu berbuat banyak di lomba-lomba besar di Jakarta dari penampakan katuragan dan kualitas ngeriwiknya.

"Kami dulu belinya dari seorang teman juga di Jakarta, ini burung sebenernya dari daerah Jawa tengah. Tapi begitu melihat katuragannya, dan suaranya, kita yakin banget dengan burung ini," ujar Nana.

Terkait rawatan, Oplan menjelaskan, Toretto termasuk murai batu yang mudah perawatannya. Dikarenakan baru saja melewati proses mabung, Toretto masih dalam traf setingan rendah.

"Rawatannya mudah, karena baru saja mabung masih rendah setingannya. Jangkrik standar satu atau dua ekor pagi sore, kalau kroto harus selalu ada setiap hari. Mandi pagi saja," papar Oplan.

Jelang lomba, lanjut Oplan, mandi jadi pagi dan sore, namun jangkrik masih standar seperti harian masih rendah, kroto segar selalu tersedia. Bahkan hingga hari H lomba, jelas Oplan, rawatan Toretto sama sekali tidak dirubah dari biasanya.

Prestasi Toretto ini menjawab keragu-raguan orang terhadap kemampuan murai batu ekor panjang. Terbukti, Toretto mampu memainkan ekornya yang menjuntai dengan lagu-lagunya yang tajam.

"Ini burung usia masih sedang, tidak tua dan tidak muda, dan kakinya pun masih belum kering betul. Toretto memang biasa diturunkan di satu kelas saja untuk sementara ini. Bukan karena tidak kuat, tapi kitanya yang masih takut dan sayang dengan burungnya," ungkap Oplan.

Untuk burung yang kategori belum menorehkan prestasi yang mewah, banyak kalangan menilai pemiliknya, Nana 99 tergolong nekad mengikutsertakan Toretto di kelas yang tiketnya dibanderol Rp1,5 juta itu. 

Nana 99 bersama Oplan dan Fani
Bahkan, Nana 99 mengaku menurunkan Toretto hanya untuk senang-senang saja tanpa mengharapkan koncer melihat nama-nama burung mentereng yang mengikuti lomba kelas Mabes ini.

“Ya tadinya gak ada niatan untuk menurunkan Toretto di kelas mahal itu. Tapi sewaktu kita coba di latberan, kok kerjanya dahsyat, ya langsung aja nyari tiket. Karena hanya berani menurunkan sekali, jadi sekalian aja diikutkan yang paling mahal,” ucap Nana 99 malu-malu.

Burung yang saat ini dipersiapkan untuk event akbar berikutnya ini, pernah mendapat tawaran tertinggi Rp150 juta meski belum menorehkan prestasi gemilang sebelum turun di Panglima TNI Cup. Namun Nana 99 mengaku belum mau melepasnya karena masih sayang.

"Ya kita bukannya menolak rezeki, tapi kita masih sayang dengan Toretto. Apalagi burungnya masih muda, jadi dibuat senang-senang aja dulu. Lagian saya hobi burung juga bukan tipe mencari keuntungan dari burung prestasi, murni buat bersenang-senang saja," Pungkas Nana 99.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar